Tuesday, February 5, 2008
Posted By Imhink_Spyder at 7:13 PM
Komentar (0)


Kerajaan Muna Nyaris Tak Berbekas
MEMASUKI Kota Muna, Sulawesi Tenggara, tidak boleh sembarangan. Berjalan kaki saja dilarang, apalagi menunggang kuda. Ini tak lain untuk menjaga etika dan sopan santun. Yang boleh menunggang kuda hanya para pejabat tinggi. Kalau sudah mendekati rumah kediaman perdana menteri, penunggang kuda juga harus turun, lalu berjalan kaki ke tempat tujuan di kota tersebut.
Budaya dan tatakrama di Kota Muna adalah potret sepenggal sejarah Kerajaan Muna di masa lampau, sebagaimana diungkapkan Jules Couvreur dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna yang diterbitkan Artha Wacana Press, Kupang, Nusa Tenggara Timur, tahun 2001.
Couvreur cukup memahami sejarah dan kebudayaan Muna, salah satu etnis yang mendiami Pulau Muna dan pulau-pulau lain di sekitarnya.
Sebab, dia adalah pegawai pemerintah kolonial Belanda yang pernah menjabat sebagai kontroler (setingkat bupati) di Kerajaan Muna selama kurang lebih dua tahun (1933-1935). Selama kurun waktu itu dia tekun menggali sejarah dan kebudayaan daerah tersebut.
Ketika Couvreur meninggal dunia di Den Haag, Belanda, pada tahun 1971 dalam usia 70 tahun, naskah yang ditulisnya tahun 1935 itu masih dalam bentuk stensilan berbahasa Belanda. Stensilan itu kemudian diterjemahkan Dr Rene van den Berg, dosen linguistik dan peneliti bahasa Muna di Darwin, Australia.
KOTA Muna terletak sekitar 25 kilometer dari Raha, ibu kota Kabupaten Muna, sekarang. Orang Muna sebetulnya menyebutnya Wuna, sebagaimana nama asli suku Muna dan Pulau Muna. Namun, kata "Wuna" itu lama kelamaan diucapkan dan ditulis menjadi "Muna" dalam laporan dan bahasa resmi.
Wuna dalam bahasa Muna berarti bunga. Disebut begitu karena tidak jauh dari Kota Wuna itu terdapat sebuah bukit batu karang yang sewaktu- waktu tumbuh dan menyerupai bunga. Daratan Pulau Muna memang hampir didominasi batu karang.
Bukit batu (yang sering) berbunga itu disebut Bahutara yang diartikan sebagai bahtera. Hal itu terkait dengan tradisi lisan yang menyebutkan bahwa di tempat itulah perahu Sawerigading, tokoh asal Sulawesi Selatan yang melegenda, terdampar setelah menabrak batu karang.
Para pengikutnya sebanyak 40 orang dari Luwu, Sulsel, kemudian terpencar ke berbagai tempat, sebagian membuat koloni di Muna, dan lainnya ke Konawe di jazirah Sulawesi Tenggara.
Sejalan dengan semakin baiknya sistem pemerintahan, pada masa kekuasaan Lakilaponto sebagai Raja Muna VII (1538- 1541) mulailah dibangun pusat kerajaan di lokasi yang disebut Wuna tadi. Pembuatan benteng yang mengelilingi Kota Wuna merupakan prestasi besar yang dihasilkan pemerintahan raja tersebut.
Setelah Lakilaponto ditunjuk menjadi Raja Buton, pembangunan Kota Wuna dilanjutkan penggantinya, La Posasu, adik Lakilaponto.
Pengangkatan Lakilaponto sebagai Raja Buton merupakan hadiah dari raja yang sedang berkuasa atas keberhasilan Raja Muna itu mengalahkan dan membunuh bajak laut La Bolontio, pengacau keamanan rakyat Buton.
Setelah menjadi raja dan kemudian bergelar sultan, menyusul diterimanya Islam sebagai agama resmi kerajaan, Lakilaponto mengadakan kesepakatan dengan adiknya, La Posasu, untuk saling membantu dan bekerja sama bila kedua kerajaan menghadapi situasi pelik, termasuk ancaman dan intervensi dari luar.
Hubungan persaudaraan di antara kedua kerajaan terjalin hangat selama kurang lebih 3,5 abad. Namun, dalam kerangka politik pecah belah pemerintah kolonial Belanda bersama Sultan Buton secara sepihak membuat perjanjian yang disebut Korte Verklaring pada 2 Agustus 1918.
Isi perjanjian itu menyebutkan, Belanda hanya mengakui dua pemerintahan swapraja di Sulawesi Tenggara, yakni Swapraja Buton dan Swapraja Laiwoi di Kendari.
Sejak saat itu Kerajaan Muna yang berdaulat dinyatakan berada di bawah kontrol Kesultanan Buton. Sebagai subordinasi Kesultanan Buton, Muna praktis menjadi salah satu dari empat wilayah penyangga (bharata) kerajaan Islam tersebut. Tiga bharata yang lain adalah Tiworo, Kulisusu, dan Kaledupa.
Berdasarkan Korte Verklaring itu pula beberapa kerajaan kecil di sekitar Kesultanan Buton, seperti Tiworo, Kulisusu, Kaledupa, Rumbia, dan Kabaena, ikut menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Dua kerajaan kecil yang terakhir merupakan wilayah nonstruktural karena tidak menyandang predikat bharata.
IHWAL pembangunan Kota Wuna, Couvreur mengutip kepercayaan mistis bahwa dalam pembangunan benteng kota itu oleh Lakilaponto dibantu para jin (roh halus).
Pembuatan benteng itu memang merupakan pekerjaan raksasa sebab, seperti ditulis Couvreur, panjang keliling pagar tembok itu mencapai 8.073 meter dengan tinggi empat meter dan tebal tiga meter.
Selain melanjutkan dan menyempurnakan pembangunan tembok pagar ibu kota kerajaan tersebut, La Posasu sebagai pengganti Lakilaponto juga mendirikan bangunan tempat perguruan Islam, sesuai anjuran Syekh Abdul Wahid. Seperti disebutkan La Kimi Batoa, pensiunan guru sejarah, Abdul Wahid adalah penyebar agama Islam pertama di Pulau Muna.
Fasilitas publik lainnya di Kota Wuna adalah masjid. Masjid pertama dibangun pada masa pemerintahan La Titakono sebagai Raja Muna X (1600- 1625). Menurut La Ode Muhammad Sirad Imbo (65), tokoh adat Muna, masjid yang dibangun raja tersebut masih sederhana dan bersifat darurat.
Masjid agak besar baru dibangun pada era pemerintahan Raja La Ode Huseini dengan gelar Omputo Sangia (1716- 1757). Masjid tersebut dibangun di tempat berbeda dengan lokasi masjid pertama.
Masjid di Kota Wuna itu hampir seumur dengan Masjid Agung Keraton Buton di Bau- Bau. Masjid Keraton Buton dibangun oleh Sultan Sakiuddin Darul Alam pada tahun 1712 dengan konstruksi permanen, dan baru dipugar pada tahun 1930-an di masa pemerintah Sultan Buton ke-37, Muhammad Hamidi.
Adapun Masjid Kota Wuna baru dibangun secara permanen sekitar tahun 1933 oleh La Ode Dika sebagai Raja Muna (1930-1938). Kegiatan pembangunan (renovasi) masjid tersebut mendapat bantuan dari Kontroler Belanda yang berkedudukan di Raha, Jules Couvreur. "Dia menyediakan bahan, seperti semen, atap seng, dan bahan bangunan lainnya," tutur Sirad Imbo.
Karena selama memangku raja lebih banyak memerhatikan pembangunan masjid tersebut, maka La Ode Dika diberi gelar Komasigino (pemilik masjid). Dua dari 14 putra-putri La Ode Dika tercatat sebagai tokoh daerah, yakni La Ode Kaimuddin, mantan Gubernur Sultra, dan La Ode Rasyid, mantan Bupati Muna.
KERAJAAN Muna di masa lalu kini nyaris tak meninggalkan bekas. Satu-satunya peninggalan yang tampak di Kota Wuna saat ini hanyalah bangunan masjid yang pernah dirawat La Ode Dika, Raja Muna terakhir yang dipilih oleh Sarano Muna yang dibentuk Raja La Titakono pada abad ke-17 itu.
Bangunan masjid itu juga sudah tidak asli. Menurut Sirad Imbo, ketika Bupati Muna dijabat Maola Daud pada tahun 1980-an, bangunan masjid tua itu dirombak total ukuran dan bentuknya. Giliran Ridwan menjadi Bupati Muna (2000- 2005), bangunan masjid itu dirombak lagi untuk dikembalikan ke bentuk aslinya.
Bentuk masjid di bekas ibu kota kerajaan itu sangat sederhana. Bangunannya terdiri atas tiga susun, termasuk tempat dudukan kubah.
"Itulah bentuknya yang asli dari masjid tua tersebut," ujar Sirad, yang juga salah satu putra La Ode Dika.
Peninggalan yang lain sudah tidak ada lagi, kecuali beberapa makam tua yang menjadi kuburan raja-raja zaman dulu, antara lain makam La Ode Huseini, yang pada masa hidupnya dikenal sangat taat menjalankan ajaran Islam.
Sisa-sisa ataupun reruntuhan benteng Kota Wuna yang konon dibangun dengan bantuan jin itu juga sudah tidak ada lagi. Namun, Sirad mengaku bahwa pagar tembok itu masih tersisa sekitar 1.800 meter yang masih utuh. Hanya fisik bangunannya memang tidak kelihatan karena dibalut rumput liar.
Kota Muna yang dulu berbudaya feodal kini tinggal kenangan. Yang ada hanyalah hamparan semak belukar di sebuah dataran agak cekung yang diapit bukit-bukit karang.
Di sana-sini tampak rumah- rumah adat Muna dari kayu jati yang baru dibangun. Menurut Sirad, ada rencana Pemerintah Kabupaten Muna membangun perkampungan bagi para pemangku Sarano Muna sebagai miniatur Kota Wuna beberapa abad silam. (Yamin Indas)
Posted By Imhink_Spyder at 6:56 PM
Komentar (0)

Neh ada artikel tentang para bloger se-Antero Dunia....Lumayan buat di baca artikel ini di tulis Oleh R Adhi Kusumaputra seorang Jurnalis Kompas Indonesia, artikelnya neh emang punya analisa yang tinggi tentang Para Blogger di Indonesia, tulisannya :
Blog kini menjadi salah satu kosakata baru yang banyak diucapkan penduduk di dunia, terutama di negara yang infrastruktur internetnya sudah baik. Blog tiba-tiba menjadi kata ajaib yang membuat dunia semakin tanpa batas, tanpa sekat. Seseorang yang bukan siapa-siapa dapat dikenal luas di seantero bumi ini berkat tulisan di-blog-nya.
Jumlah pemilik blog setiap hari terus bertambah. Pada Maret 2005 tercatat 7,8 juta blogger. Jumlah ini menjadi 14,7 juta pada Agustus 2005. Menurut BBC, setiap satu detik lahir satu blog baru. Diperkirakan jumlah blog saat ini sekitar 88 juta.
Jumlah ini menunjukkan betapa era digital, era internet, sudah di depan mata.
Blog adalah salah satu dampak dari pesatnya perkembangan internet, termasuk di Indonesia.
Nge-blog atau blogging sudah menjadi "santapan" sehari-hari, sudah menjadi kebutuhan dan bagian kehidupan sehari-hari. Selebriti seperti Maylaffayza, misalnya, mengaku sudah kecanduan nge-blog. Bangun pagi, Maylaf, nama panggilannya, sudah mengecek komentar yang dikirim ke blog-nya. Saat menjelang tidur, Maylaf masih berada di depan komputernya untuk mengisi blog-nya. "Saya sudah addict’ nge-blog. Minimal tiga jam sehari," kata pemain biola Indonesia itu.
Maylaffayza tentu bukan satu-satunya orang yang merasakan blog sebagai "candu". Jika sehari tidak nge-blog, ada sesuatu yang hilang. Nge-blog atau blogging kini menjadi salah satu bagian kehidupan sehari-hari. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di berbagai negara di dunia. Technorati, mesin pencari blog, memperkirakan jumlah blog di seluruh dunia saat ini lebih dari 88 juta.
Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh melihat perkembangan dunia blog di Indonesia sangat pesat. Jumlah blogger di seluruh Indonesia saat ini 130.000-an. Tahun 2008, Nuh berharap jumlahnya menjadi satu juta.
Mengapa harus nge-blog? Wimar Witoelar mengatakan, mereka yang nge-blog adalah orang-orang yang berani bersikap. "Mereka menulis perasaan, pandangan, dan sikap di blog mereka dengan jujur," kata Wimar. Sistem politik Indonesia selama bertahun-tahun melarang rakyat bersikap jujur. Namun, dengan blog, orang Indonesia diajak belajar jujur mengungkapkan pendapat.
Dari 130.000 blog yang dibuat orang Indonesia saat ini, isinya memang masih beragam. Dari mulai catatan harian online yang mengungkapkan kisah cinta sampai pada kolom opini tentang berbagai hal. Bahkan, beberapa blogger memanfaatkan blog sebagai peluang bisnis online.
Sebuah ajang "kopi darat" blogger seluruh Indonesia yang dinamakan "Pesta Blogger 2007" digelar di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/10). Di bioskop itu hadir sekitar 500 blogger dari berbagai komunitas dan kota di Indonesia.
Antusiasme blogger sangat luar biasa. Bayangkan, blogger dari Palu, Sulawesi Tengah, seperti Ruslan Sangaji dan Andi Miswar, sengaja datang ke Jakarta hanya untuk menghadiri Pesta Blogger. Saking nekatnya demi menghadiri acara "kopi darat" ini, Ruslan dan Andi kehabisan uang untuk kembali ke Palu karena harga tiket Makassar-Jakarta melonjak dan mereka kurang memperhitungkan ini. Namun, kesulitan mereka akhirnya teratasi setelah ada yang membantu membelikan tiket pulang.
Akan tetapi, cerita ini menarik. Sama menariknya ketika ada blogger Indonesia yang datang dari Singapura dan Malaysia hanya untuk menghadiri "kopi darat" pertama dan terbesar di Indonesia. Panitia acara mengaku terpaksa menutup pendaftaran karena kapasitas tempat tak cukup lagi.
Hubungan unik
Hubungan antar-blogger juga unik. Enda Nasution, blogger senior, misalnya, menceritakan, ketika dia bertemu dengan Budi Putra, blogger senior lainnya, dia merasa hubungan mereka sudah sangat dekat. Masing-masing sudah saling mengenal karena keduanya sudah membaca isi blog. Pembicaraan pun lebih akrab. Keunikan pertemanan ala blogger ini tidak dimiliki komunitas lainnya.
Siapa saja yang nge-blog? Di Indonesia, mereka yang nge-blog mulai dari pelajar SMP, mahasiswa, pekerja, kaum profesional, selebriti, sampai CEO dan menteri. Blog anak SMP bercerita seputar kegiatan ekstrakurikuler OSIS, misalnya. Blog mahasiswa bercerita seputar aktivitas kemahasiswaan sampai kisah cinta. Blog profesional bisa macam-macam, bergantung pada latar belakang mereka dan minat masing-masing. Umumnya, isinya beragam. "Pembaca blog-ku lebih suka aku menulis aktivitas keseharian dengan bahasa sehari-hari," kata Fany Ariasari, penulis buku Pernak-pernik Blog.
Presiden Direktur PT IBM Indonesia Betti Alisjahbana, misalnya, menggunakan blog sebagai alat kampanyenya meraih posisi Ketua Umum Ikatan Alumni ITB. Irfan Setiaputra, Managing Director PT Cisco Indonesia, mengisi blog-nya dengan pandangan dan pendapatnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuannya, seperti soal teknologi internet.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengisi blog-nya dalam bahasa Inggris.
Yang menarik, Juwono adalah menteri yang memiliki blog pribadi. Blog ini memuat opini, minat, pandangan, dan aktivitasnya. Dia mencoba menulis dalam bahasa Indonesia. Namun, untuk mencapai pembaca yang lebih luas, dia menulis dalam bahasa Inggris. Meskipun dikelola oleh anak lelakinya, tetapi blog ini memuat "wajah" Juwono Sudarsono. Blog ini dibagi dalam lima kategori, yaitu masalah-masalah defence, development, family, international, dan nation.
Kebebasan blogger Indonesia dijamin oleh Menkominfo Mohammad Nuh. Ini artinya nasib blogger Indonesia akan lebih baik dibandingkan dengan blogger di Mesir dan China, misalnya. Blogger di Mesir dan China masuk penjara karena tulisan-tulisan kritis dan pedas. Nuh berharap tulisan blogger Indonesia memberi pencerahan dan edukatif, membangkitkan rasa nasionalisme.
Blog memang bisa disebut catatan harian online, media tempat aktivitas si pemilik blog terekam di sini. Akan tetapi, blog juga dapat mencerminkan wajah dan kepribadian pemilik blog sesungguhnya. Di masa depan, seperti kata blogger Budi Putra, sebuah blog ditentukan oleh content, oleh isinya.
Gimana dengan artikelnya...muantap khan....bravo to Pak Adhi...thank's ya atas tutor tuk ngajarin cara nulis yang baik...emang butuh waktu & pengalaman tuk nulis cerita atau artikel ya....he..he.....
Posted By Imhink_Spyder at 12:22 AM
Komentar (0)

Pernah dengar kisah gak tentang Ya'juj dan Ma'juj. Pernah dikisahkan dalam cerita Nabi loh Rasul kita Muhammad S.A.W. Salah satu ciri akhir jaman yaitu keluarnya mereka dipermukaan bumi. Apa emang ya ini akhir jaman ya..apa bukan....jangan sampai deh ini benar akhir jaman.Ini merupakan hal yang aneh ya...gw gak percaya tapi ngelihat photonya langsung..waduh..ngeri banget liat mahluk seperti itu. Gimana kalau ngelihat langsung neh mahluk... tapi kita gak boleh gitu dunkz. Toh dia adalah salahsatu mahluk tuhan jugan khan. He..he....Gw pernah dicritain ma temen katanya Ya'juj dan Ma'juj cirinya hampir mimpir mirip sama neh mahluk. Olehnya itu gw sengaja ngliatin temen-temen....Katanya seh kaum mereka lagi diterperanjat di dua tembok. dan wallahualam tembok itu dimana??? Ini semua masih misteri . karna emang belum tau seh....takut komentar temboknya dimana.......Apa pun rupa kaum Ya'juj dan Ma'juj kata orang Barat sana sebagai “extra-terresterials” atau makhluk dari angkasa yang lepa. seperti kisah Starwars aja ya..he..he.. atau “close-encounters”. Katanyanya seh mereka masih dalam tembok tersebut dan dikisahkan oleh rasulullah s.a.w setiap harinya telah melubangi tembok itu ya seibu jari...wah kalo sejak jaman rasulullah di itung-itung seibu jari sampai sekarang udah gede kale ya lubangnya.....wajah mereka katanya seperti bangsa di turki sana yang agak pendek. Kalo emang mereka di sana artinya masih ditutup oleh tanah kali ya.... Apa yang mereka makan ketika berada di bawah tanah tersebut ??? itu emang bukan masalah kale....yang membuat diri kita menjadi kaum atau golongan skeptik. dah pada tahu kan dalam bumi sendiri terdapat cukup banyak makanan yang dapat dimakan. Cacing, sebagai contohnya, adalah salah satu makanan yang dianggap berkhasiat untuk manusia, dan ia telah tercacat dalam catatan sejarah.....wah kalo kaya gini gw dah jadi ahli sejarah kale...he...he.... Cuma kita sebagai penghuni atau mahluk bumi mempunyai pilihan makanan-makanan yang jauh lebih enak dan semata-mata bersih.....yah yang bisa menyelerakanlah kata temen gw dan pastinya dijamin bersih deh.Tapi yang anehnya tuh mahluk kaya di pilem-pilem ya....seperti alien seh modelnya....Alien Vs Predator....dah pada nonton blon ??? ha...ha...............Emang ya...bentuknya aja dah nyeramin gitu...kepalanya gede, matanya be'lo, postur tubuhnya pendek wahhhh....coba kalo dah banyak kaum mereka di bumi ini...kebayang gak seh ??? kaum mereka terkenal rakus setiap apa yang dikerjain oleh kaum mereka binasalah bumi ini...ya semau perut merekalah kata kasarnya ....wah....sadis banget ya.....mereka hidup berkelompok yang mungkin kelompok mereka ini pemangsa manusia kali. Waduh kayak canibal aja ya...takut.....Kalo emang benar kaum mereka seperti itu wujudnya dah mirip alien benar di muka bumi ini. Yang jadi pertanyaan kok film-film contohnya alien kok digambarkanbahwa wujud alien seperti itu...neh yang jadi pertanyaaan gw dan sampai sekarang gw blon bisa jawab tuh...yang pastinya sebelumnya dah ada yang namanyapenemuan mahluk seperti itu kan dan dengan berbagai kehandalan para sutradara film mengais rejeki dengan cara ngembangin penemuan yang namanya alien tersebut. itu terbukti dengan adanya film-film yang selalu menggambarkan kehidupan alien....apakah sebenarnya dibalik ini semua....alien....manusia....atau emang kaum ya'juj dan ma'juj. Ini emang sulit untuk di buktikan. Wah kalo gitu para ilmuwan harus giat lagi dunk tuk neliti hal itu. Buat para profesor-profesor moga kaliandapat membokar fenomena tersebut....hmmm......
Gw seh gak tau banyak tentang cerita ini tapi yang jelas kita harus siap2 aja buat bekal kita diakhirat nanti...gw sendiri rasanya masih banyak yang kurang untuk itu...tapi mau gak mau kita mang harus tetap berjuang demi kehidupan akhirat yang abadi...okay.......wuahhhhh......semangat.............................

My Profile
Medan - Jakarta - Bandung - Raha- Kendari
  • imhink_bandung

 

Random Quote
reCeNt CoMMeNt